Kamis, 25 Juni 2015

(7) Materi seni budaya kelas 5

Cara Membuat Motif Hias Jumputan


materi selanjutnya pada pelajaran SBK kita akan belajar mengenai cara membuat motif hias jumputan. Motif hias jumputan adalah disebut juga motif hias celup ikat. Motif hias jumputan banyak dijumpai pada motif hias kain pelangi. Motif hias kain pelangi adalah kain yang dihiasi dengan motif hias jumputan. Motif hias jumputan banyak digunakan pada benda pakai seperti selendang atau sampur, kemben, kain, dan lain-lain. Kain dengan motif hias jumputan tidak hanya terdapat di daerah Jogjakarta saja, tetapi juga banyak terdapat di daerah Palembang, Bali, Gresik.
Cara Membuat motif hias jumputan dengan cara mengikat, menjahit kain sehingga membentuk suatu motif hias. Berikut adalah cara membuat motif hias jumputan :
    Siapkan bahan tipis berwarna putih. Dengan ukuran panjang 1 meter dan lebar 0,5 meter.
    Tali rafia untuk mengikat. Dan gunting untuk memotong
    Kelereng, batu kecil, bola pimpong, atau dadu secukupnya saja. Dan pilih salah satu.
    Wantex atau pewarna kain. Dan bisa juga menggunakan pewarna alami, atau pewarna yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
    Panci, kompor, dan air.
Langkah-langkah cara membuat motif hias jumputan
    Masak air sesuai dengan aturan yang ada pada zat pewarna. Setelah panas, masukan zat pewarna dan aduk hngga rata.
    Tutup kelereng dengan kain yang akan diberi motif, kemudian ikat yang kencang dengan tali rafia. Susun kelereng sesuai dengan keinginan kamu sehingga membentuk pola bagian motif hias jumputan yang akan dibuat.
    Basahi kain yang telah diberi hiasan ke dalam air dingin. Setelah itu masukan kain ke dalam air yang telah diberi zat pewarna.
    Aduk-aduk kain agar zat pewarna meresap kurang lebih 40 menit.
    Matikan kompor, diamkan kain sampai mendingin. Setelah dingin, angkat kain, kemudian cuci kain sampai air pencuci bening.
    Lepas ikatan kelereng dan jemur kain di tempat yang tidak terkena matahari.




 Ragam Hias

 
Ragam hias adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya akan menjadi pola yang diulang-ulang dalam suatu karya kerajinan atau seni. Karya ini dapat berupa tenunan, tulisan pada kain (misalnya batik), songket, ukiran, atau pahatan pada kayu/batu. Ragam hias dapat distilisasi (stilir) sehingga bentuknya bervariasi.
Variasi ragam hias biasanya khas untuk suatu unit budaya pada era tertentu, sehingga dapat menjadi petunjuk bagi para sejarahwan atau arkeolog.
Ragam hias Nusantara dapat ditemukan pada motif batik, tenunan, anyaman, tembikar, ukiran kayu, dan pahatan batu. Ragam hias ini muncul dalam bentuk-bentuk dasar yang sama namun dengan variasi yang khas untuk setiap daerah. Dalam karya kerajinan atau seni Nusantara tradisional, sering kali terdapat makna spiritual yang dituangkan dalam stilisasi ragam hias.
Terdapat ragam hias asli Nusantara, yang biasanya merupakan stilisasi dari bentuk alam atau makhluk hidup (termasuk manusia), dan ada pula ragam hias adaptasi pengaruh budaya luar, seperti dari Tiongkok, India, Persia,.

Motif Ragam Hias

Ragam hias merupakan karya seni rupa yang diambil dari bentuk-bentuk flora, fauna, figuratif, dan bentuk geometris. Ragam hias tersebut dapat diterapkan pada media dua dan tiga dimensi.
1. Ragam Hias Flora
Flora sebagai sumber objek motif ragam hias dapat dijumpai hampir di seluruh pulau di Indonesia. Ragam hias dengan motif flora mudah dijumpai pada barang-barang seni seperti batik, ukiran, dan tenunan.
2. Ragam Hias Fauna
Ragam hias fauna merupakan bentuk gambar motif yang diambil dari hewan tertentu. Hewan pada umumnya telah mengalami perubahan bentuk atau gaya. Beberapa hewan yang biasa dipakai sebagai objek ragam hias adalah kupu-kupu, burung, kadal, gajah, dan ikan.
Ragam hias motif fauna telah mengalami deformasi namun tidak meninggalkan bentuk aslinya. Ragam hias fauna dapat dikombinasikan dengan motif flora dengan bentuk yang digayakan.
Motif ragam hias daerah di Indonesia banyak menggunakan hewan sebagai objek ragam hias. Daerah-daerah tersebut seperti Yogyakarta, Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Motif ragam hias tersebut dapat dijumpai pada hasil karya batik, ukiran, anyaman, dan tenun.
3. Ragam Hias Geometris
Ragam hias geometris merupakan motif hias yang dikembangkan dari bentuk-bentuk geometris dan kemudian digayakan sesuai dengan selera dan imajinasi pembuatnya. Gaya ragam hias geometris dapat dijumpai di seluruh Indonesia, seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
Ragam hias geometris dapat dibuat dengan menggabungkan bentuk-bentuk geometris ke dalam satu motif ragam hias.
4. Ragam Hias Figuratif
Bentuk ragam hias figuratif berupa objek manusia yang digambar dengan mendapatkan penggayaan bentuk. Ragam hias figuratif biasanya terdapat pada bahan tekstil maupun bahan kayu, yang proses pembuatannya dapat dilakukan dengan cara menggambar. Ragam hias figuratif banyak dijumpai di daerah timur seperti papua.

Pola Ragam Hias

Bentuk ragam hias umumnya memiliki pola atau susunan yang diulang-ulang. Pada bentuk ragam hias yang lain, pola yang ditampilkan dapat berupa pola ragam hias yang teratur, terukur, dan memiliki keseimbangan. Pola ragam hias geometris dapat ditandai dari bentuknya seperti persegi empat, zigzag, garis silang, segitiga, dan lingkaran. Pola bidang tersebut merupakan pola geometris yang bentuknya teratur. Bentuk lain dari pola geometris adalah dengan mengubah susunan pola ragam hias tak beraturan dan tetap memperhatikan segi keindahan.




1 komentar: