Jumat, 26 Juni 2015

(1) Seni anyaman kertas



Anyaman Tikar

Bahan yang diperlukan untuk membuat anyaman kertas, diantaranya adalah:
2 lembar kertas HVS beda warna (atau bisa juga menggunakan kertas padalarang, potong dengan ukuran yang dikendaki dan kertas manila warna-warni)
gunting
pisau cutter
pensil
penggaris
lem kertas

Cara membuat anyaman dari kertas sebagai berikut:
1. Ambil kertas HVS 1, buat garis-garis dengan pensil pada sisi lebarnya dengan jarak 0,5 cm.
2. Tepi kertas beri sisa 2 cm.
3. Potong bagian yang sudah diberi garis tadi dengan pisau cutter, jangan sampai putus.
4. Ambil kertas HVS 2, potong memanjang dengan gunting selebar 0,5 cm.
5. Siap dipakai untuk mulai menganyam.
6. Setelah selesai semua, rapikan.
7. Beri lem/rekatkan pada bagian tepi/sisa anyaman agar tidak terlepas.

Tips:
1. Ketika menganyam, gunakanlah  bantuan penggaris agar lebih mudah.
2. Motif yang diinginkan bisa digambar terlebih dahulu pada kertas lain.
3. Kertas padalarang bisa juga diganti dengan 1 lembar kertas buku gambar.








(2) Seni Melipat Kertas

Seni Melipat Kertas _ Origami

Kegiatan seni melipat kertas atau origami sangat menyenangkan, hanya saja dalam mempelajari seni melipat kertas tidak semudah yang dibayangkan, butuh keterampilan dan keuletan dalam membuat origami bentuk-bentuk yang kita ingin kan.
Dengan kegiatan origami atau seni melipat kertas, dapat mengasah dan mengembangkan kreatifitas, imajinasi, dan intelejensi mereka secara perlahan-lahan dengan cara dan suasana yang menggembirakan mereka. Belum lagi, bila dibuat secara lebih tekun dan serius, dengan bahan-bahan kertas yang bagus, bisa menghasilkan model-model yang menarik dan bernilai jual.
Origami berasal dari bahasa Jepang, negara yang mula-mula mempopulerkan keterampilan ini secara profesional. Bahasa Indonesianya kurang lebih berarti “seni melipat kertas”. Dengan keterampilan origami yang terus dikembangkan dimana-mana, bukan hanya di Jepang, kita dapat membuat hampir segala macam model dan bentuk benda-benda yang ada di sekitar kita, meski dengan cara dan model yang sederhana. Tentunya hal ini sangat menyenangkan anak-anak.
Origami bagi anak usia dini merupakan salah satu kegiatan yang sangat menarik dan disukai. Kegiatan ini seperti sebuah pertunjukan sulap yang dapat mengubah selembar kertas menjadi benda yang anak-anak inginkan.
Pendidik dapat menggunakan kegiatan melipat sebagai salah satu pilihan untuk mengajarkan sesuatu kepada anak karena melalui melipat banyak manfaat yang akan didapatkan oleh anak. Kegiatan melipat akan semakin menarik jika dikaitkan dengan tema pembelajaran harian dan diawali dengan bercerita. Penilaian untuk kegiatan melipat pada anak tidak berdasarkan hasil lipatan tapi lebih kepada proses anak pada saat anak melipat kertas.
Anak perlu dukungan penguatan untuk mengerjakan lipatannya sampai selesai. Jumlah lipatan yang diberikan kepada anak-anak harus disesuaikan dengan tingkatan usia. Semakin besar usia anak maka jumlah lipatan semakin banyak.

Kamis, 25 Juni 2015

(3) Materi seni budaya kelas 2

SENI RUPA 3 DIMENSI
Karya Seni Rupa 3 Dimensi
Karya seni rupa yang memiliki dimensi panjang, lebar dan tinggi, atau karya yang memiliki volume dan menempati ruang.
Contoh : seni patung, seni kriya, seni keramik, seni arsitektur dan berbagai desain produk.
Teknik – teknik Seni Rupa 3 Dimensi
1. Teknik Aplikasi yaitu karya hias dalam seni jahit-menjahit dengan menempelkan (menjahitkan) guntingan-guntingan kain yang dibentuk seperti bunga, buah, binatang, dsb pada kain lain sebagai hiasan.
2. Teknik Mozaik yaitu dengan menempel benda-benda tiga demensi yang ditata sedemikian rupa sehingga menghasilkan lukisan.
3. Teknik Menganyam adalah seni kerajinan yang dikerjakan dengan cara mengangkat dan menumpangtindihkan atau menyilang-nyilangkan bahan sehingga menjadi suatu karya anyaman.
4. Teknik Merakit adalah membuat karya dengan cara menyambung-nyambung beberapa bagian atau potongan bahan. Caranya disebut merakit, hasilnya disebut rakitan. Potongan bahan disambungkan dengan cara dilas, dipatri, disekrup atau dengan cara yang lain.
5. Teknik Makrame adalah sebuah bentuk seni kerajinan simpul-menyimpul dengan menggarap rantaian benang awal dan akhir suatu hasil tenunan, dengan membuat berbagai simpul pada rantai benang tersebut sehingga terbentuk aneka rumbai dan jumbai.
6. Teknik Menuang (cor) yaitu proses menuang menggunakan bahan cair yang dituangkan pada alat acuan yang berbentuk cetakan.Setelah menjadi keras dikeluarkan dari acuan/cetakan.Bahan cair ini dibuat dari semen, plastic, karet, gips, dan logam (tembaga, besi).
7. Teknik Butsir adalah teknik yang hanya menggunakan alat telapak tangan dan alat lain (kayu, kawat) sederhana. Bahan yang digunakan lunak, elastis, lentur antara lain tanah liat, plastisi.
8. Teknik Pahat yaitu membentuk dengan jalan membuang bahan yang tidak dipergunakan dengan cara memahat. Cara pembuatannya dengan menggunakan alat pahat (tatah) atau ukir dan martil. Bahan (media) yang digunakan adalah bahan keras seperti batu, cadas, kayu, gips, tanah liat kering.
9. Teknik Menjahit  adalah cara melekatkan (menyambung, mengelem, dsb) dengan jarum dan benang.
10. Teknik Membangun yaitu kegiatan yang mencakup aktivitas menyusun berbagai komponen untuk dijadikan benda trimatra (tiga dimensi).
Contoh Tokoh Seni Rupa 3 dimensi
1. Edhi Sunarso
Tokoh Pematung 3 dimensi


dilahirkan di Salatiga, pada tanggal 2 Juli 1932. Pematung yang satu ini terkenal dengan karya-karyanya yang dapat dijumpai di berbagai kota di Indonesia.Edhi Sunarso adalah pematung beberapa monumen dan diorama sejarah. Diantaranya adalah patung Monumen selamat datang di Bundaran Hotel Indonesia dan Diorama Sejarah Monumen Nasional di Jakarta. Edhi Sunarso mendapat penghargaan dari pemerintah dengan dianugerahi Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma atas karya-karyanya.Selain itu, Edhi Sunarso juga berkiprah di dunia Pendidikan. Sejak 1958 - 1959 ia sudah aktif sebagai staf pengajar pada Akademi Kesenian Surakarta. Ia mengajar pada (STSRI) Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia ASRI Yogyakarta sebagai ketua jurusan Seni Patung. Pada 1967-1981 sebagai tenaga pengajar di (IKIP) Institut Kejuruan Ilmu Pendidikan Negeri Yogyakarta, pada tahun 1968-1984 sebagai pengajar merangkap asisten Ketua Bidang Akademik STSRI/ ISI Yogyakarta, dan sebagai pengajar pada (ISI) Institut Seni Indonesia dan sebagai Sekretaris Senat.

Contoh Karya Edhi sunarsono
Contoh karya 3 dimensi

(4) Materi seni budaya kelas 2

SENI RUPA 2 DIMENSI
Seni rupa dua dimensi adalah karya seni rupa yang dibatasi dua sisi saja, yaitu sisi panjang dan lebar, sehingga tidak mempunyai ruang karena tidak mempunyai ketebalan.

Contoh :
1. Lukisan
2. Seni Grafis
Adalah cabang seni rupa yang berbentuk 2 Dimensi yang proses pembuatan karyanya dengan menggunakan teknik cetak
Teknik – teknik seni rupa 2 dimensi

1. Teknik Plakat yaitu melukis dengan menggunakan cat poster, cat minyak cat akrelik, dengan goresan yang tebal, sehingga menghasilkan warna pekat dan padat.
  
2. Teknik Transparan yaitu teknik menggambar / melukis dengan menggunakan cat air, dengan sapuan warna yang tipis sehingga hasilnya nampak transparan.
   
3. Teknik Kolase yaitu melukis dengan memotong kertas yang kemudian ditempel sehingga membentuk lukisan yang realis atau abstrak.
4. Teknik 3M (melipat, menggunting, dan merekat) adalah merupakan proses manipulasi lembaran kertas menjadi suatu bentuk tiga dimensi.


Unsur – unsur Seni rupa 2 dimensi
a. Titik /Bintik
Titik/bintik merupakan unsur dasar seni rupa yang terkecil. Semua wujud dihasilkan mulai dari titik. Titik dapat pula menjadi pusat perhatian, bila berkumpul atau berwarna beda.Titik yang membesar biasa disebut bintik.
b. Garis
Garis adalah goresan atau batas limit dari suatu benda, ruang, bidang, warna, texture, dan lainnya. Garis mempunyai dimensi memanjang dan mempunyai arah tertentu, garis mempunyai berbagai sifat, seperti pendek, panjang, lurus, tipis, vertikal, horizontal, melengkung, berombak, halus, tebal, miring, patah-patah, dan masih banyak lagi sifat-sifat yang lain. Kesan lain dari garis ialah dapat memberikan kesan gerak, ide, simbol, dan kode-kode tertentu, dan lain sebagainya. Pemanfaatan garis dalam desain diterapkan guna mencapai kesan tertentu, seperti untuk menciptakan kesan kekar, kuat simpel, megah ataupun juga agung. Beberapa contoh symbol ekspresi garis serta kesan yang ditimbulkannya, dan tentu saja dalam penerapannya nanti disesuaikan dengan warna-warnanya
c. Bidang
Bidang dalam seni rupa merupakan salah satu unsur seni rupa yang terbentuk dari hubungan beberapa garis. Bidang memiliki dimensi panjang dan lebar, sedangkan bentuk memiliki dimensi panjang, lebar, dan tinggi. Atau dengan kata lain bidang bersifat pipih, sedangkan bentuk memiliki isi atau volume.  Dari bentuknya bidang maupun bentuk terdiri dari beberapa macam, yakni; bidang geometris, bidang biomorfis (organis), bidang bersudut, dan bidang tak beraturan. Bidang dapat terbentuk  karena kedua ujung garis yang bertemu, atau dapat pula terjadi karena sapuan warna. Bidang dibatasi kontur dan merupakan 2 dimensi, menyatakan permukaan, dan memiliki ukuran Bidang dasar dalam seni rupa antara lain, bidang segitiga, segiempat, trapesium, lingkaran, oval, dan segi banyak lainnya.
d. Bentuk
Bentuk dalam pengertian bahasa, dapat berarti bangun (shape) atau bentuk plastis (form). Bangun (shape) ialah bentuk benda yang polos, seperti yang terlihat oleh mata, sekedar untuk menyebut sifatnya yang bulat, persegi, ornamental, tak teratur dan sebagainya. Sedang bentuk plastis ialah bentuk benda yang terlihat dan terasa karena adanya unsur nilai (value) dari benda tersebut, contohnya lemari. Lemari hadir di dalam suatu ruangan bukan hanya sekedar kotak persegi empat, akan tetapi mempunyai nilai dan peran yang lainnya.
e. Tekstur
Tekstur merupakan sifat permukaan sebuah benda. Sifat permukaan dapat berkesan halus, kasar, kusam, mengkilap, licin, berpori dan sebagainya. Kesan-kesan tersebut dapat dirasakan melalui penglihatan dan rabaan. Oleh karena itu terdapat dua jenis tekstur, yaitu tekstur nyata,yaitu sifat permukaan yang menunjukkan kesan sebenarnya antara penglihatan mata dan rabaan, dan tekstur semu (maya), yaitu kesan permukaan benda yang antara penglihatan dan rabaan dapat berbeda kesannya.
f. Warna
Teori warna berdasarkan cahaya dapat dilihat melalui tujuh spectrum warna dalam ilmu Fisika seperti halnya warna pelangi. Secara teori warna dapat dipelajari melalui dua pendekatan salah satunya adalah teori warna berdasarkan pigmen warna (Goethe) yakni butiran halus pada warna. Beberapa istilah yang perlu diketahui dalam teori warna pigmen diantaranya; 
1) .Warna Primer, yakni warna dasar atau warna pokok yang tidak dapat diperoleh dari campuran warna lain. Warna primer terdiri dari merah, kuning, dan biru, 
2). Warna Sekunder, yaitu warna yang diperoleh dari campuran kedua warna primer, misalnya warna ungu, oranye (jingga) , dan hijau, 
3). Warna Tersier, yakni warna yang merupakan hasil percampuran kedua warna sekunder, 
4). Warna analogus, yaitu deretan warna yang letaknya berdampingan dalam lingkaran warna, misalnya deretan dari warna ungu menuju warna merah, deretan warna hijau menuju warna kuning, dan lain-lain, 
5). Warna komplementer, yakni warna kontras yang letaknya berseberangan dalam lingkaran warna, misalnya, kuning dengan ungu, merah dengan hijau, dan lain-lain. 
g. Gelap Terang
Dalam karya seni rupa dua dimensi gelap terang dapat berfungsi untuk beberapa hal, antara lain: menggambarkan benda menjadi berkesan tiga dimensi, menyatakan kesan ruang atau kedalaman, dan memberi perbedaan (kontras). Gelap terang dalam karya seni rupa dapat terjadi karena intensitas (daya pancar) warna, dapat pula terjadi karena percampuran warna hitam dan putih.
h. Ruang (kedalaman)
Ruang dalam karya tiga dimensi dapat dirasakan langsung oleh pengamat seperti halnya ruangan dalam rumah, ruang kelas, dan sebaginya. Dalam karya dua dimensi ruang dapat mengacu pada luas bidang gambar. Unsur ruang atau kedalaman pada karya dua dimensi bersifat semu (maya) karena diperoleh melalui kesan penggambaran yang pipih, datar, menjorok, cembung, jauh dekat dan sebagainya. 
Contoh tokoh Seni rupa 2 dimensi

(5) Materi seni budaya kelas 6

 Teknik Membatik

mengenai teknik membatik, membatik diartikan sebagai proses pembuatan motif atau ragam hias pada kain dengan perintangan. Adapun ciri khas batik ialah penggambaran motif dalam bentuk negatif atau klise. Motif dalam bentuk klise dapat diciptakan dalam berbagai cara. Cara-cara tersebut sebagai berikut :

1.       Merintangi sebagian pola dengan alat canting tradisional (canting tulis)
2.       Merintangi sebagian pola dengan alat canting cap
3.       Merintangi dengan pengikatan (teknik celup ikat)
Bagimana semua teknik membatik tersebut dapat menghasilkan motif dalam bentuk negatif atau klise?
Sebagian motif membatik atau pola batik pada kain diikat atau ditutup dengan lilin, baik dengan canting tradisional atau canting cap. Kemudian, kain dicelupkan ke dalam larutan pewarna. Bagian kain yang diikat atau ditutup lilin tidak akan terkena bahan pewarna. Setelah proses penghilangan lilin atau ikatan kain dibuka, bagian tersebut tetap berwarna putih atau berwarna seperti sebelum proses pencelupan. Motif membatik inilah yang disebut motif dalam bentuk negatif atau klise.
Macam-macam teknik membatik :
TEKNIK MEMBATIK CANTING TULIS
Teknik canting tulis adalah teknik membatik dengan menggunakan alat yang disebut canting (jawa). Canting terbuat dari tembaga ringan dan berbentuk seperti teko kecil dengan corong di ujungnya. Canting berfungsi untuk menorehkan cairan malam pada sebagian pola. Saat kain dimasukan ke dalam larutan pewarna, bagian yang tertutup malam tidak terkena warna. Membatik dengan canting tulis disebut teknik membatik tradisional.
Jenis-jenis canting :
·         Canting reng-rengan
·         Cantong loron
·         Canting telon
·         Canting isen-isen
TEKNIK MEMBATIK CELUP IKAT
Teknik Membatik celup ikat merupakan pembuatan motif pada kain dengan cara mengikat sebagian kain, kemudian dicelupkan dalam larutan pewarna. Setelah diangkat dari larutan pewarna dan ikatan dibuka bagian yang diikat tidak terkena warna.
TEKNIK MEMBATIK PRINTING
Teknik membatik printing atau cap merupakan cara pembuatan motif batik menggunakan canting cap. Canting cap merupakan kepingan logam atau pelat berisi gambar yang agak menonjol permukaan canting cap yang menonjol dicelupkan dalam cairan malam (lilin batik). Selanjutnya, canting cap dicapkan pada kain lkise. Canting cap membuat proses pengalaman lebih cepat. Oleh karena itu, teknik printing dapat menghasilkan kain batik yang lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat.
TEKNIK MEMBATIK COLET
Motif batik juga dapat dibuat dengan teknik membatik colet. Motif yang dihasilkan dengan teknik ini tidak berupa klise. Teknik colet biasa disebut juga dengan teknik membatik lukis, merupakan cara mewarnai pola batik dengan cara mengoleskan cat atau pewarna kain jenis tertentu pada pola batik dengan alat khusus atau kuas.

(6) Materi seni budaya kelas 6

Motif Batik

MOTIF BATIK JAMBI
Keunikan motif batik jambi terletak pada motif yang nonfiguratif atau tak menggambarkan objek tumbuhan dan tulisan. Motif batik jambi disebut motif basurek, artinya bersurat atau bertulis. Motif tersebut dinamakan besurek karena berupa kaligrafi arab. Biasanya yang ditulis yaitu penggalan surat dari kitab suci Al-Qur’an.

MOTIF BATIK SUKU ASMAT
Motif batik suku asmat keunikannya terletak pada motif yang dekoratif dan mengambil unsur budaya daerah setempat. Motif batik tersebut sama dengan motif-motif pada ukiran kayu, misalnya motif roh leluhur.
MOTIF BATIK SIDOMULYO.
Motif batik sidomulyo memiliki arti. Sido berati jadi atau terus menerus dan mulyo berarti hidup mulia, luhur, baik atau berkecukupan. Motif batik sidomulyo sering digunakan pada sepasang mempelai pada upacara perkawinan adat di solo atau surakarta. ( motif batik yang sering dipakai dalam upacara perkawinan antara lain : motif batik sidomukti, motif batik sidoluhur, dan motif batik sidoasih). Kandungan makna motif batik sidomulyo adalah harapan yang baik untuk kedua mempelai, yaitu agar setelah menikah keduannya dapat hidup berkecukupan.
MOTIF BATIK MADURA
Motif batik madura termasuk dalam kelompok batik pesisir, sehingga coraknya didominasi motif-motif naturalis bertema flora dan fauna dengan warna-warna terang dan kuat. Ciri khusus yang lain yaitu pola besar-besar dengan hiasan pengisi yang agak kasar.
KAIN SASIRANGAN
Jenis kain sasirangan merupakan kain khas daerah banjarmasin yang pembuatannya mirip dengan kain jumputan dari jawa tengah. Kain sasirangan ada yang bermotif batik ombak sinapur karang. Pada masa lampau motif batik ombak sinapur karang termasuk jenis motif yang diperuntukan bagi kaum bangsawan yaitu bintang bahambur dan awan bairing.  Lain halnya kain sasirangan, kain sasirangan tersebut bermotif naga balimbur. Motif batik naga balimbur yang dibuat pada kain berwarna kuning dipercaya memiliki daya kesaktian, yaitu dapat digunakan untuk mencari anak yang hilang.

(7) Materi seni budaya kelas 5

Cara Membuat Motif Hias Jumputan


materi selanjutnya pada pelajaran SBK kita akan belajar mengenai cara membuat motif hias jumputan. Motif hias jumputan adalah disebut juga motif hias celup ikat. Motif hias jumputan banyak dijumpai pada motif hias kain pelangi. Motif hias kain pelangi adalah kain yang dihiasi dengan motif hias jumputan. Motif hias jumputan banyak digunakan pada benda pakai seperti selendang atau sampur, kemben, kain, dan lain-lain. Kain dengan motif hias jumputan tidak hanya terdapat di daerah Jogjakarta saja, tetapi juga banyak terdapat di daerah Palembang, Bali, Gresik.
Cara Membuat motif hias jumputan dengan cara mengikat, menjahit kain sehingga membentuk suatu motif hias. Berikut adalah cara membuat motif hias jumputan :
    Siapkan bahan tipis berwarna putih. Dengan ukuran panjang 1 meter dan lebar 0,5 meter.
    Tali rafia untuk mengikat. Dan gunting untuk memotong
    Kelereng, batu kecil, bola pimpong, atau dadu secukupnya saja. Dan pilih salah satu.
    Wantex atau pewarna kain. Dan bisa juga menggunakan pewarna alami, atau pewarna yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
    Panci, kompor, dan air.
Langkah-langkah cara membuat motif hias jumputan
    Masak air sesuai dengan aturan yang ada pada zat pewarna. Setelah panas, masukan zat pewarna dan aduk hngga rata.
    Tutup kelereng dengan kain yang akan diberi motif, kemudian ikat yang kencang dengan tali rafia. Susun kelereng sesuai dengan keinginan kamu sehingga membentuk pola bagian motif hias jumputan yang akan dibuat.
    Basahi kain yang telah diberi hiasan ke dalam air dingin. Setelah itu masukan kain ke dalam air yang telah diberi zat pewarna.
    Aduk-aduk kain agar zat pewarna meresap kurang lebih 40 menit.
    Matikan kompor, diamkan kain sampai mendingin. Setelah dingin, angkat kain, kemudian cuci kain sampai air pencuci bening.
    Lepas ikatan kelereng dan jemur kain di tempat yang tidak terkena matahari.




 Ragam Hias

 
Ragam hias adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya akan menjadi pola yang diulang-ulang dalam suatu karya kerajinan atau seni. Karya ini dapat berupa tenunan, tulisan pada kain (misalnya batik), songket, ukiran, atau pahatan pada kayu/batu. Ragam hias dapat distilisasi (stilir) sehingga bentuknya bervariasi.
Variasi ragam hias biasanya khas untuk suatu unit budaya pada era tertentu, sehingga dapat menjadi petunjuk bagi para sejarahwan atau arkeolog.
Ragam hias Nusantara dapat ditemukan pada motif batik, tenunan, anyaman, tembikar, ukiran kayu, dan pahatan batu. Ragam hias ini muncul dalam bentuk-bentuk dasar yang sama namun dengan variasi yang khas untuk setiap daerah. Dalam karya kerajinan atau seni Nusantara tradisional, sering kali terdapat makna spiritual yang dituangkan dalam stilisasi ragam hias.
Terdapat ragam hias asli Nusantara, yang biasanya merupakan stilisasi dari bentuk alam atau makhluk hidup (termasuk manusia), dan ada pula ragam hias adaptasi pengaruh budaya luar, seperti dari Tiongkok, India, Persia,.

Motif Ragam Hias

Ragam hias merupakan karya seni rupa yang diambil dari bentuk-bentuk flora, fauna, figuratif, dan bentuk geometris. Ragam hias tersebut dapat diterapkan pada media dua dan tiga dimensi.
1. Ragam Hias Flora
Flora sebagai sumber objek motif ragam hias dapat dijumpai hampir di seluruh pulau di Indonesia. Ragam hias dengan motif flora mudah dijumpai pada barang-barang seni seperti batik, ukiran, dan tenunan.
2. Ragam Hias Fauna
Ragam hias fauna merupakan bentuk gambar motif yang diambil dari hewan tertentu. Hewan pada umumnya telah mengalami perubahan bentuk atau gaya. Beberapa hewan yang biasa dipakai sebagai objek ragam hias adalah kupu-kupu, burung, kadal, gajah, dan ikan.
Ragam hias motif fauna telah mengalami deformasi namun tidak meninggalkan bentuk aslinya. Ragam hias fauna dapat dikombinasikan dengan motif flora dengan bentuk yang digayakan.
Motif ragam hias daerah di Indonesia banyak menggunakan hewan sebagai objek ragam hias. Daerah-daerah tersebut seperti Yogyakarta, Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Motif ragam hias tersebut dapat dijumpai pada hasil karya batik, ukiran, anyaman, dan tenun.
3. Ragam Hias Geometris
Ragam hias geometris merupakan motif hias yang dikembangkan dari bentuk-bentuk geometris dan kemudian digayakan sesuai dengan selera dan imajinasi pembuatnya. Gaya ragam hias geometris dapat dijumpai di seluruh Indonesia, seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
Ragam hias geometris dapat dibuat dengan menggabungkan bentuk-bentuk geometris ke dalam satu motif ragam hias.
4. Ragam Hias Figuratif
Bentuk ragam hias figuratif berupa objek manusia yang digambar dengan mendapatkan penggayaan bentuk. Ragam hias figuratif biasanya terdapat pada bahan tekstil maupun bahan kayu, yang proses pembuatannya dapat dilakukan dengan cara menggambar. Ragam hias figuratif banyak dijumpai di daerah timur seperti papua.

Pola Ragam Hias

Bentuk ragam hias umumnya memiliki pola atau susunan yang diulang-ulang. Pada bentuk ragam hias yang lain, pola yang ditampilkan dapat berupa pola ragam hias yang teratur, terukur, dan memiliki keseimbangan. Pola ragam hias geometris dapat ditandai dari bentuknya seperti persegi empat, zigzag, garis silang, segitiga, dan lingkaran. Pola bidang tersebut merupakan pola geometris yang bentuknya teratur. Bentuk lain dari pola geometris adalah dengan mengubah susunan pola ragam hias tak beraturan dan tetap memperhatikan segi keindahan.